CERITA Hantu Bis Malam Penasaran

Wah udah lama banget ya sobat EPICENTRUM gak membaca tulisan aku,hehe..
Kali ini aku mau berbagi kisah pengalaman pribadi aku sob,,yang baru aja aku alami malam ini..

Malam ini aku udah berniat untuk tidur lebih awal,,tapi entah kenapa (mungkin karena banyak nyamuk),,akhirnya aku yang tadi udah nyenyak-nyenyak tidur jadi kebangun pas jam 12 malem lagi (mulai agak horor nih).

Eh pas lihat kearah laptop aku ternyata tuh leppy masih dalam kondisi on dengan modem masih menempel,,akhirnya akupun iseng buat browsing (baca-baca) tentang cerita misteri (horor) lewat mbah Google..

Nah karena kebetulan aku belakangan lagi gandrung banget sama yang namanya Bus (malah udah gabung di Busmania) akhirnya aku coba deh iseng-iseng cari cerita misteri yang ada hubungannya dengan "bus hantu"..

bus hantu
Setelah kurang lebih 30 menitan berselancar di dunia maya, akhirnya aku menemukan ada satu cerita tentang "Bis Hantu" yang aku anggap beda dengan cerita bis hantu yang ada pada umumnya..


Kalau biasanya kisah bus hantu menceritakan tentang seseorang yang menaiki bis sedang penumpang lainnnya semua berpakaian serba putih dengan ekspresi sedingin mayat,,atau naik bus jarak jauh tapi hanya ditempuh dalam waktu beberapa menit,,aku rasa kisah-kisah itu sudah umum,,tapi cerita yang satu ini lain sob,,makanya aku pun penasaran untuk membacanya.

Kurang lebih begini ceritanya ..

Pada suatu malam ada seorang pemuda (sebut saja namanya Budi) sedang menempuh perjalanan dari Surabaya ke Jakarta dengan menggunakan bis malam. Di tengah perjalanan, saat bis tersebut berhenti di sebuah terminal, seorang kakek tua naik dan menawarkan buku-buku bacaan pada semua penumpang.

Sesampainya di kursi Budi bapak tua itu pun menawarkan dagangannya
“Bukunya mas? Ada macam-macam nih. Buku silat, cinta-cintaan, agama, dan lain-lain”, ujar sang kakek dengan logat khas jawa tengah.

Budi yang kebetulan sedang tidak bisa tidur pun tertarik. “Ada buku misteri atau horor gak kek?”
“Oh suka cerita horor yah?”, jawab si kakek. “Kebetulan ada sisa satu mas. ini kumpulan cerita dan pengalaman nyata, kata teman saya yang pernah baca, katanya ceritanya bagus mas dan memang benar-benar horor, karena kebetulan diangkat dari kisah nyata dan pengalaman orang.”

“Boleh juga tuh. Berapa harganya?”
“enam puluh ribu, nak”
“Walah, mahal bener harganya, kek”.
“Ya namanya juga buku bagus. Kata orang sih Best seller. Semua yang baca buku ini kabarnya sampe syok loh waktu baca endingnya”, si kakek berpromosi ala sales panci.
"Boleh kurang?"
"Buat penglaris lima puluh mas"

Budi pun akhirnya mengalah, keran memang butuh sekali buku buat mengusir rasa kantuknya. Uang lima puluh ribu berpindah tangan. Entah kenapa, tepat pada saat ia menyerahkan uang tersebut ke kakek tua, tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar. Angin pun terasa mulai bertiup kencang. Si kakek buru-buru melangkah turun ke bis, namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan wajahnya pelan-pelan ke arah Budi.

“Mas”, ujarnya lirih, “apa pun yang terjadi, harap jangan buka halaman terakhir ya. Ingat, apapun yang terjadi. Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak bisa bertanggung jawab.”

Jantung Budi berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tidak mampu menganggukkan kepala hingga akhirnya si kakek turun dari bis dan menghilang ditelan kegelapan.

Singkat cerita, dua jam kemudian, sekitar pukul satu malam, Budi selesai membaca seluruh buku tersebut. Kecuali halaman terakhir tentunya. Dan memang benar seperti yang dikatakan si kakek penjual, buku itu benar-benar menegangkan dan menyeramkan.

Di luar bis yang melaju kencang, hujan turun dengan derasnya. Kilat menyambar bergantian dan terkadang terdengar suara guruh yang menggelegar. Sejenak Budi melihat berkeliling dan ternyata susana mendadak hening, semua penumpang nampaknya sudah terlelap. Bulu kuduknya terasa merinding.

“Baca halaman terakhirnya gak yah?”, pikir Budi bimbang.
Antara penasaran dengan rasa takut berbaur menjadi satu. Di luar jendela malam tampak makin gelap. “Ah sudahlah, sekalian aja. Nanggung!”

Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir dari buku tersebut secara perlahan… Dan akhirnya tampak sebuah lembaran kosong dengan sepotong label di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Budi membaca huruf demi huruf yang tercantum

Post a Comment

0 Comments